Selasa, 19 April 2011

Hujan, Kamu

Aku menyukai hujan. Menyukai tetes airnya yang mengenai kulitku ketika aku berada di tengahnya. Di tengah irama merdu yang mengalun dan menyelinap ke dalam rongga telingaku. Menjatuhkanku ke dalam satu rindu yang tak bermuara. Satu rindu tentang kamu.


When the sky is dark
When the cloud is cloudy
It’s rain
And i know you’ll be here..
Beside me..

000

Kamu selalu bilang, hujan adalah lagu yang paling merdu. Lagu yang senantiasa kamu dengarkan. Yang selalu mengalun ketika kamu merasa sendiri.

Minggu, 17 April 2011

Bonne Chance


Ini pensil buat kamu
Khusus buat kamu
Buat ngerjain UN besok
Udah aku kasih pita merah juga lho
Kamu suka warna merah kan?
Sama seperti 3 tahun yang lalu,
Tahun ini aku juga yakin kamu pasti lulus
Semoga
Selamat berjuang ya
Bonne chance ^_^

Mungkin gue bakalan ngucapin itu juga kalo misalnya gw bisa dan berani ngucapin itu sama dia. Tapi sayangnya gue nggak pernah berani. #malutapimau. hehe

Ini gw baru inget lho kalo ternyata besok si 'I' juga UN. haha.. Keinget masa dulu pas dia masih SMP. Banyak yang ngeremehin dia gitu, dan entah kenapa gw malah yakin banget kalo dia bakalan lulus. Dan alhamdulillah dia Emang lulus. Walaupun gw nggak bisa liat muka bahagianya, tapi gw udah seneng denger dia lulus. :)

Well, buat anak kelas 12 SMA/SMK/Sederajat (kakak gw juga), yang besok bakalan ngadepin UN, GOOD LUCK ya semua. Bonne chance. ^_^

Kamis, 14 April 2011

Merpati dan Pohon.

Merpati. Gadis itu. Aku tahu dia akan selalu ada di sana, duduk menyendiri di sudut kelas dengan headphone yang menempel di telinganya.

Merpati berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah aku kenal. Dan mungkin perbedaan itulah yang membuatku jatuh cinta padanya sejak pertama aku menemukannya berada satu kelas denganku.

Sering kutemukan gelap di sudut matanya yang jernih. Kadang-kadang bahkan membuatku ingin menyalakan korek api untuk mengusir gelap yang tersirat. Atau bahkan aku akan menjadi pelangi yang akan merubah warna gelap itu menjadi warna-warna yang terang.

Seorang pemuda berdarah indo berjalan menerobos pintu kelas, melintas di depanku, dan berjalan ke arah Merpati. Aku hanya meliriknya sesaat.

“LKS matematika kamu udah selesai semua kan? Aku pinjem ya?” Suara serak-serak basah pemuda itu terdengar pelan di telingaku.

Pemuda itu, Angin. Aku sering melihatnya bersama Merpati. Entah kenapa, tapi aku selalu merasa tak senang jika merpati dekat dengannya.

Merpati melepas headphonenya, membuka tas, dan mengeluarkan LKS matematikanya. Tanpa banyak bicara, ia menyerahkan LKS itu pada Angin.

“Ok. Aku ke kelas dulu.”

*****

Pohon. Pemuda yang sedang mengerjakan tugas di mejanya yang berada di barisan depan itu selalu terlihat sempurna di mata gadis-gadis seantero sekolah. Ya, bahkan aku pun mengakuinya.