Sabtu, 25 Januari 2014

Hello 2014!


Hai. Saya kembali lagi.
Saya hampir lupa bahwa saya masih punya blog, yang udah lama nggak saya update, kalau aja temen-temen saya nggak ngomongin blog random saya ini. Emm.. masih ada yang minat baca nggak ya? :D

By the way, akhir-akhir ini saya lagi suka banget mengkonsumsi mie instan. Yah, namanya juga manusia, sukanya yang instan-instan gitu deh. tapi saya juga percaya bahwa di dunia ini tuh nggak ada yang instan. Semuanya perlu proses, usaha. Mie instan aja untuk bisa dimakan harus direbus dulu. Bahkan popmie, yang katanya instan beud masih perlu masak air trus nunggu selama kurang lebih tiga menit untuk bisa dinikmati. Nunggu juga termasuk usaha, broh, usaha paling berat, termasuk nungguin dia yang nggak nembak-nembak #eh #kode :p. Trus hubungannya sama judul postingan diatas apa? Nggak ada :p *dilempar sandal*. Pokoknya, intinya, untuk ngedapetin sesuatu kita harus usaha. USAHA. *sekali lagi biar lebih dramatis* U.S.A.H.A.

Januari udah hampir berakhir, telat banget rasanya kalau saya baru mau ngucapin “HAPPY NEW YEAR”, tapi ya sudahlah. Dan seperti tahun sebelumnya, 2013 nggak kalah menakjubkannya. Yah, begitulah, tahun ini bener-bener ngasih banyak kejutan pake banget, seperti seseorang dari masa lalu yang tiba-tiba datang dan kemudian pergi dalam bulan yang sama, mantan yang akhir-akhir ini sering sms dan pada akhirnya melontarkan satu kata yang sama yang terlampau basi, dapat "surat cinta" dari guru BK (yang ini sepertinya udah biasa yes? well,  masa sekolah kurang indah tanpa sebuah coretan kan? ;))  ), mmm.. Apa lagi ya? Mungkin tiba-tiba mensyen di-ritwit sama idola, abang @esasigit tercinta. Dan berakibat mengundang ke-envy-an dari banyak cewek. Muehehe.. (well mensyen saya udah pernah di reply sih pas tahun baru 2010, jaman twitter penghuninya masih langka), sayangnya saya nggak bisa satu kelas sama gebetan :( (emang punya gebetan yang se-angkatan? Nggak sih :p ).

Senin, 22 April 2013

Goodbye March 2013

Seperti yang kita tahu, bulan maret memang sudah lama berlalu, tapi bukan berarti kenangan yang ada di dalamnya, entah yang manis atau yang pahit atau yang asam sekaligus, ikut berlalu begitu saja. Dan saya belum benar-benar berucap "selamat tinggal" pada apapun itu yang selama ini diam-diam masih tinggal di hati saya.

Well, selamat bulan april dan selamat Hari Kartini para perempuan Indonesia. Saya jadi teringat judul buku yang berisi kumpulan surat Ibu Kartini yang berjudul "Habis Gelap, Terbitlah Terang" yang melekat dalam ingatan saya sejak SD. Dan dari sanalah, saya mengumpamakan bulan april sebagai cahaya yang terang tentu saja, dan bulan maret sebagai sesuatu yang *ehm* gelap. Gelap seringkali identik dengan mati lampu malam dan malam identik dengan tidur. Tapi sayangnya lagu "Wake Me Up When September Ends" milik Green day tak bisa menjadi #musictuation dari kondisi itu, karena ternyata om Billie ingin dibangunkan saat september berakhir bukan saat maret berakhir *sigh*.

Minggu, 27 Januari 2013

Secuil Kisah Tentang Rindu

Hai! Akhirnya saya kembali. Ini postingan random pertama saya di tahun 2013 dan emm.. bukan malam minggu :p



Hari ini hari minggu. Sudah terlalu terbiasa bagi saya untuk terbangun di siang hari, ditambah suara hujan yang pertama kali masuk di telinga saya membuat saya terlalu malas untuk beranjak dari kasur dan lebih memilih meraba-raba ponsel saya, sesuatu yang jarang saya tinggalkan dan sering kali berada dalam radius terdekat saya. Berlanjut membuka pemberitahuan di  instagram dan facebook, saya menemukan sebuah foto 'cinta monyet' saya di beranda, dia terlihat lebih err.. tampan? Tak perlu saya berkomentar tampan karena sudah ada yang mengatakannya lebih dulu.

Kamis, 30 Agustus 2012

Merelakanmu.. Semoga



"Cemburu itu hal yang wajar". Begitu yang sering terdengar di telingaku yang seharusnya tertutup rapat, tapi tidak untuk hal yang menyangkut kamu.

Aku bisa saja merelakanmu, seperti mempersilahkan angin untuk berlalu, melewatiku. Membiarkannya meninggalkan dingin di sekujur tubuhku. Agar menggigil dan membiru.

Aku mencarinya bukan untuk menyuruh, atau lebih tepat, memaksanya untuk melepaskan hatimu dari dekapannya. Bukan, aku tak serendah itu asal kau tahu. Aku hanya ingin mengetahui jurang-jurang yang memisahkan tembokku dengan temboknya yang lantas membuatku melangkah mundur. Selangkah, dua langkah, tiga langkah, kemudian berbalik arah dan menghilang ke arah cahaya yang menyambutku di seberang sana.

Tapi nihil. Tak ada yang kekutemukan di sana, tidak juga emas. Sepertiku.

Lantas, bagaimana mungkin aku bisa merelakanmu jika seperti itu?

Begitu banyak persamaan yang kutemukan di sana. Dan semoga saja perasaannya pun sama, mencintaimu. Yang kemudian akan mengantarku untuk sedikit merelakanmu, setengah merelakanmu, kemudian seutuhnya merelakanmu.

Semoga saja.

Makassar, 28 Agustus 2012


Ps: Mohon Maaf Lahir&Batin :)

Kamu...



Jika seseorang bertanya padaku siapa kamu, maka aku akan menjawabnya dengan tegas. Kamu adalah seseorang yang mengagumkan, yang setia menempati relung hati walau tak pernah ku dapati ada aku di hatimu atau bahkan otakmu sekalipun.

Jika seseorang bertanya seberapa besar perasaanku terhadapmu, akan kutunjuk langit di mana ada bintang yang sama seperti di matamu yang bercahaya, dan aku akan memintanya dengan pelan, "Berhitunglah."

Kemudian, ketika langit mendung menyembunyikan bintang kita dan menyuruh hujan untuk datang bercumbu dengan tanah, aku akan menyuruhnya memejamkan mata, merasakan air yang jatuh menampar kulitnya. Karena hampir seperti itu perasaanku ketika kudapati seseorang menempati salah satu tempat di hatimu yang teristimewa.

Makassar, 28 Agustus 2012 

Kamis, 31 Mei 2012

Jatuh Itu Sakit, Kawan!



Saya tak pernah terpikir untuk jatuh cinta (lagi) sebelumnya. Sama sekali. karena jatuh itu sakit, dan saya tak ingin itu terjadi. Tapi pemikiran saya berubah ketika saya bertemu lagi dengan dia. Seseorang dari masa lalu.

Jatuh cinta itu menyenangkan ketika saya menghabiskan beberapa malam untuk tertawa dengannya, bertukar cerita hingga pagi menjelang. Jatuh cinta itu menyenangkan ketika saya bisa tersenyum-senyum sendiri di kamar ketika membaca kata yang diketiknya di layar ponsel saya. Sebelum akhirnya saya tersadar bahwa, ketika kita jatuh, maka konsekuensinya adalah jika tidak ada yang patah maka sakitlah yang terasa.

Sama halnya seperti hukum Kirchoff satu yang sudah di modifikasi sedemikian rupa. "Jumlah tawa yang keluar saat bersamanya sama dengan jumlah tangis yang keluar saat dia meninggalkan kita."

Dan seperti itu pula ketika dia, tiba-tiba, menghilang begitu saja dari hidup saya. Tanpa sepatah katapun terucap.

Dan suatu hari ketika seorang teman bertanya apa yang membuat saya jatuh cinta padanya, bahkan sampai rela untuk menunggunya lebih dari dua puluh empat purnama, saya hanya terdiam dan mulai untuk berpikir. Nyatanya, saya tak pernah menemukan satu alasan pun yang tepat. Saya mencintainya. Itu saja. Tanpa alasan.

Dia bukan seseorang yang tampan, tapi dia manis dengan senyuman di wajahnya dan lucu ketika lidahnya terjulur keluar saat melihatku. Dia bukan seseorang yang pintar. Dia hanya lebih pintar dariku dan pintar membuat jokes ringan yang akhirnya membuat tergelak setengah mati. Dia seorang biasa yang kadang-kadang terlihat begitu sempurna di mata saya.

Saya mencintainya. Tapi tidak dengan dia. Jika alasan tak mencintai adalah jarak, mungkin saya bisa berusaha memotongnya. Tapi lagi-lagi saya harus sadar bahwa cinta adalah hati. Bukan suatu kondisi yang menjadi akibat dari suatu sebab.

Makassar,  akhir Mei 2011

Rabu, 30 Mei 2012

Sketch of My Classmate


Hello readers, Happy thursday! Say welcome back to me! :D

Rasanya udah lama banget ya saya vakum dari dunia per-blogger-an. Well, kalau misalnya blog ini diibaratkan kamar (jangan kamar saya ya :) dan jangan tanya kenapa :p ) mungkin udah banyak banget debu, rayap, kertas dan baju bertebaran. Yah, pokoknya seperti itulah. Bayangin sendiri aja ya. hihiue

Lagi-lagi, kalau mepet semester kayak gini, pasti tugas langsung menumpuk dan harus memenuhi nilai yang masih kosong. Netap di sekolah sampe sore buat ngerjain tugas kelompok. Belum lagi guru mata pelajarannya yang biasa suka ngilang tiba-tiba dan harus ngejar sampai ke rumahnya. Uugh.. rasanya udah pengen bilang, "bunuhma', bu or pak" saking capeknya. Sekarang saya masih ada tugas matematika yang, ada kali seratus nomer lebih dan cuma dikasih waktu 3 hari. Wohooo.. ada yang minat buat ngerjain?

Yah, tapi alhamdulillah, tugas yang menumpuk nggak bisa menghalangi saya untuk tetap produktif. #eaaa #okesip *ditampol burger*