Maafkan aku karna meninggalkanmu. Maafkan aku karna tak pernah bisa jujur padamu. Tapi, jika engkau masih mengerti tentang aku, kamu pasti tau mengapa aku mengambil keputusan itu.
Aku meninggalkanmu bukan karena aku tak menyayangimu. Tapi sebaliknya, karena aku sangat menyayangimu. Aku hanya bosan mendengar pertanyaanmu. Setiap kali kita bertemu, setiap kali engkau mengirimiku pesan, dan setiap kali engkau menelphonku, bahkan ketika terakhir engkau menelphonku,engkau selalu bertanya, apakah aku menyayangimu? Dan setiap kali engkau menanyakannya, aku sempat ragu untuk menjawab. Bahkan aku selalu bertanya pada diriku sendiri. Dan akhirnya, selalu saja aku mengangguk dan menjawabnya dengan mantap. "ya. Aku menyayangimu". Tidak cukupkah jawaban itu untukmu?
Aku masih ingat, betapa perhatiannya engkau, betapa pengertiannya engkau, dan betapa lembutnya engkau. Hampir setiap malam kita bertemu, duduk di tengah malam yang gelap, di bawah sinar rembulan, dan ditemani bintang-bintang.
Engkau tahu bahwa aku takut dengan gelap. Tapi, engkau selalu mengajakku ke tempat yang gelap. Dan saat kita berjalan di tengah kegelapan, engkau akan mengenggam jari jemariku, menggandengku dengan erat seakan tak ingin melepasku, dan engkau akan berkata dengan lembut, "Jangan<!--more--> takut! Ada aku di sampingmu". Dan setiap kita bertemu, kamu akan selalu mengingatkanku dan menasehatiku. "belajarlah yang rajin. Raihlah impianmu". Saat aku tak bisa bertemu denganmu. Engkau, tanpa aku harus menjelaskan apapun, akan berkata. "ya udah. Jangan lupa belajar. Dan jangan tidur terlalu malam". Dan setiap kali aku sedih, engkau akan merangkulku, menaruh kepalaku di pundakmu, dan engkau akan membelai rambutku dan mengusap kepalaku dengan lembut.
Tepat 2 bulan kita menjalin suatu hubungan. Saat itu, akhirnya engkau pergi, tapi hanya sementara, hanya sampai engkau lulus sekolah. Dan sebelum saat itu tiba, engkau berkata kepadaku. "Jaga dirimu baik-baik." Bahkan engkau selalu berjanji akan kembali untuk aku, hanya untuk aku. Aku tak merasa sedih saat itu, karena aku tahu, engkau pasti menepati janjimu.
2 bulan setelah kepergianmu, engkau kembali untuk menepati janjimu. Aku senang, tapi tak bisa untuk berbuat apapun. Engkau berdiri dalam jarak yang lumayan jauh dariku. Kita saling diam, mata kita saling bertatapan dalam diam. Tapi masih tetap tak melakukan apapun.
1 hari terlalu singkat untukku, dan engkau kembali pergi. Tapi, engkau tak pernah meninggalkanku tanpa kejelasan. Engkau masih tetap menelphoku dan selalu mengirimiku pesan, bahkan engkau bertanya padaku, "bagaimana sekolahmu?".
3 bulan engkau pergi. Aku merasakan suatu hal yang lain. Bosan?? Mungkin iya. Aku sudah terlalu lelah untuk menunggu, menanti kehadiranmu di sampingku. Aku terlalu bosan untuk hanya mendengarkan suaramu lewat telphon. Mengira-ngira, menebak-nebak, dan selalu membayangkan bagaimana ekspresi wajahmu saat itu. Dan tepat saat 7 bulan kita bersama, engkau menelphonku untuk yang terakhir kalinya. Dan seperti biasanya, engkau selalu bertanya, apakah aku menyayangimu? Saat itu, aku ragu. Tapi aku percaya, engkau pasti mengerti dengan keputusanku. Dan aku menjawab dengan sedikit keraguan. "Maaf" hanya itu yang terlontar dari kedua bibirku. Lalu kamu diam. Dalam diammu, aku bersedih, aku tak tahu apakah yang aku lakukan itu benar atau salah? Kemudian, tanpa mengucapakan suatu kata apapun, engkau menutup telponmu. Aku merasa sangat bersalah. Tapi aku yakin, kamu setegar yang aku bayangkan.
I LOVE YOU